24 September 2010
Narasumber : Pusat Kajian Ilmu Ilmu Islam ( Saef Hamidan)
email : pkii@indo.net.id
Edisi 184/Thn. III
Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah atau para pendahulunya, suatu penghargaan tertinggi kepada ulama dan umat Islam yang telah membela dan memperjuangkan hak-hak dan kehormatan kaum muslimin serta umat lain yang berada dibawah lindungannya. Betapa keagungan Islam pernah tercatat dalam masa keemasan pada saat itu sehingga umat dapat merasakan kesejahteraan merata dan keamanan dari Daulah Islam.
Pada saat ini kita dapat mengingatnya dengan baik, bahwa perjuangan kaum muslimin dahulu pastilah dilakukan dengan pengorbanan yang besar, tidak dengan usaha yang sedikit tetapi ingin mendapatkan hasil yang maksimal, dan diwaktu kita menikmati kebebsan dialam kehidupan ini sesungguhnya beban yang ada dipundak-pundak kita tetaplah ada yaitu menjaga kemurnian Islam dengan pelaksanaan dan penerapan yang kurang lebih sama ialah sebagai upaya menegakkan syariat Islam secara kaffah.
Sikap seorang mukmin
Kita sebagai umat yang dimulyakan oleh Alloh tidak boleh lemah, atau mudah diombang ambing oleh hiruk pikuk duniawi dan hanya untuk kepentingan dunia sesaat jika kita ingin disebut sebagai umat terbaik (khairu ummah), karena setiap generasi diuji oleh Alloh, mengapa kita tidak ? maka janganlah umat lari dari kenyataan bahwasanya ketika Alloh berfirman : "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka ..." (QS. Al-Baqarah [2]:120), menandakan umat Islam tidak boleh berdiam diri, seandainya itu terjadi maka sesungguhnya Alloh tidak akan menjadi penolong dan pelindungnya. Kenyataan pelanggaran yang dilakukan orang Kristen dan terjadi akhir-akhir ini adalah kesengajaan mereka, Al-Qur'an jadi dibakar oleh mereka di Springfield Amerika oleh dua pendeta, Bob old dan Danny Allen (http://bit.ly/bxgxzr) dan menjadi sebuah contoh sepanjang hidup sungguh mereka tidak pernah menghormati keberagaman orang lain sebagaimana didalam paham demokrasi yang mereka angungkan, apakah ini sudah berarti mereka diambang kehancuran ?
Jika kita mempelajari suatu bukti yang menguatkan hati kaum muslimin dan membuat kecut dihati orang-orang kafir yaitu semangat umat Islam yang tidak membiarkan sedikitpun hak-hak dan kehormatan kaum muslimin terinjak, yaitu diawali perang salib, kekalahan mereka terhadap Shalahuddin di al-Quds, maka dendam dihati barat kafir masih memenuhi sampai ratusan tahun, jadi tugas besar bagi kita belumlah berhenti, tidak membiarkan sejengkalpun mereka menguasai kaum muslimin itulah yang lebih penting dan benarlah firman Alloh: "... Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi" (QS.Al-Imran [3]:118).
Karakter khairu ummah
Menjadi pribadi yang khairu ummah adalah tidaklah sulit asalkan kita mau melakukannya yang terbaik yaitu dengan ikhlas dan benar (shawab). Alloh berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (Din) Alloh, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (QS. Muhammad [47]:7).
Kadar pertolongan Alloh tergantung sekapasitas dan usaha yang kita lakukan untuk memperjuangkannya dijalan Alloh yaitu berbuat hanya untuk Islam dan demi Islam, juga memperhatikan mana lawan dan mana kawan, sebab seandainya hidup kita ingin bernilai dihadapan Alloh kelak apabila syarat dan kewajiban kepada-Nya pun terpenuhi dengan baik. Ini telah banyak dicontohkan oleh Rosulullah saw, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti Beliau bagaimana menjalani pelaksanaan Al-Qur'an dan sunnah yang mulia, sampai mereka rela berpeluh darah dan berada dibalik jeruji besi tetapi tak sedikitpun melemahkan iman mereka untuk tetap mengemban dakwah, aktif mehasabah (melakukan kritik dan koreksi) dan amar ma'ruf nahi munkar. Rosululloh saw pernah ditanya hal ini oleh sahabat agar memintakan pertolongan kepada Alloh, sabda Beliau," Sungguh telah berlalu orang-orang sebelum kalian mereka itu digergaji dengan gergaji dan disalib dipokok-pokok kayu dan disisir dengan sisir besi sehingga daging mereka robek. Namun itu semua tidak memalingkan mereka dari agamanya" (HR. Bukhori).
Seorang mukmin yang merindukan Islam dan penerapannya akan tersadar dari tidurnya, tiadanya khafilah alangkah masyarakat muslim kini telah tertutup awan kegelapan yang tebal dan pekat, para penguasa dan rakyat yang jauh dari pemahaman agama yang benar, maka akan tercipta peluang bagi mereka untuk condong kepada hawa nafsu yang cenderung tidak sejalan dengan substansi aqidah mereka yakni Islam, karena mereka tidak memiliki pijakan yang tetap atau jalan pikiran yang mendasar, akhirnya menjadi bodoh, bertambah terpuruk oleh karena kebiasaan mereka yang berkutat dalam kezhaliman dan kerusakan. Maka hanya pijakan yang mengikuti Al-Qur'an dan sunnah yang benarlah yang bisa menyelamatkannya dan umat dapat bersatu bersama-sama meluruskan penyimpangan itu serta memperbaikinya dengan al-Islam. Tugas sebagai khairu ummah bukan hanya melindungi kaum muslimin saja akan tetapi orang-orang non muslim akan terjaga darah dan hartanya, sebagaimana dicontohkan Rosululloh saw, menerima permohonan yahudi Khaibar dan yahudi Taima' agar meminta damai dengan jaminan separuh harta mereka atau pembayaran jizyah mereka tanpa diperangi. Dan juga orang-orang nasrani yang berada di Madinah mereka hidup tentram tanpa ada perlakuan ketidak adilan sedikitpun oleh Daulah. Konsisten dalam kebenaran.
Langkah yang kita lakukan dalam upaya mencapai khairu ummah setidaknya yang Pertama, memelihara aqidah yang shohihah. Dengan cara memberikan pemahaman aqidah kepada kaum muslimin dengan pemahaman aqidah yang lurus (tidak samar atau kabur) pemahamannya, serta menjelaskan jati diri mereka yaitu tunduk didalam Islam dan terikat kepada hukum-hukum sya'ra (aturan yang berasal dari Alloh).
Kedua, Dakwatu ila al islam. Yang harus dicapainya adalah dua hal yaitu melalui fikrah Islamiyah / pemikiran Islam dan hayatan Islamiyah / menyusun tatanan kehidupan Islam. Untuk itu setiap pengembannya harus terlebih dahulu bersih dari tasamuh (bermurah hati) dan tasabuh (meniru) dari kebiasaan orang-orang kafir yang perlahan-lahan dapat menyimpangkan umat Islam dari aqidah yang shohih, dimana dakwah yang benar adalah yang tidak keluar sedikitpun dari manhaj / ketetapan Rosul.
Ketiga, Dakwatu ila al alam. Penguasa yang konsisten menjalankan Al-Qur'an dan assunnah yaitu yang Alloh lebihkan diatas umat-umat lainnya, oleh karena itu kita harus mencari bentuk ketaatan ini dengan berdakwah dan menerapkan Islam secara kaffah / menyeluh baik dibidang ekonomi, bidang sosial, bidang politik dan pemerintahan yang jauh dan bersih dari sistem kapitalistik yang nyata-nyata kebatilan dan kerusakannya itu. Alloh SWT berfirman : Katakanlah : Menetapkan hukum itu hanyalah hak Alloh. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik." (QS. Al-An'am [6]:57)
Wallohu a'lam bishshawab
0 komentar:
Posting Komentar