6.5.09

PEMICU PERNIKAHAN TANPA SEKS

Narasumber : By Petti Lubis, Mutia Nugraheni
Minggu, 10 Oktober

VIVAnews - Seks adalah salah satu bagian penting dalam pernikahan. Ketika pernikahan berjalan tanpa seks bisa jadi pertanda Anda dan pasangan mengalami masalah. Yang akhirnya bisa berpengaruh negatif pada ikatan perasaan Anda berdua.

Untuk menghindari atau memperbaiki masalah seks dalam perkawinan, kenali lima hal yang menurut Dr. Corey Allan, seorang konselor pernikahan, bisa memicu pernikahan tanpa seks, seperti dikutip dari Yourtango.com.

1. Seks adalah tugas

Jangan sampai Anda merasa aktivitas bercinta dengan pasangan hanyalah sebuah 'kewajiban'. Pernikahan adalah sebuah kompromi, jadi jika Anda merasa lelah atau belum mencapai kepuasan katakan saja pada pasangan. Bisa jadi bahaya jika Anda mulai berpikiran "yang penting tugas sudah selesai".

2. Rutinitas

Bercinta tiap minggunya pada hari, tempat dan jam yang sama, rasanya akan seperti 'rutinitas pekerjaan'. Tentunya akan muncul rasa jenuh yang bisa berujung pada keinginan untuk menghindari aktivitas tersebut. Jadi, jangan segan untuk mencoba bercinta dengan cara berbeda.

3. Melewatkan foreplay

Sesekali quickie memang membuat suasana bercinta menjadi lebih seru. Tetapi jangan sampai menjadi kebiasaan dan selalu melewatkan foreplay. Saat foreplay sebenarnya Anda dan pasangan lebih terikat secara emosi bukan sekadar fisik.

4. Tetap menggunakan pakaian

Ini pertanda Anda dan pasangan tidak ingin berlama-lama menghabiskan waktu bersama. Bercinta pun hanya dijadikan pemuas kebutuhan semata. Lama-kelamaan, bercinta bisa jadi tanpa emosi.

5. Televisi atau ponsel tetap menyala

Jika Anda menjadikan televisi untuk meredam suara saat bercinta, tidak masalah. Tetapi jika karena hanya tidak ingin ketinggalan acara favorit, adalah sebuah kesalahan besar, karena akan membuat Anda dan pasangan menjadi tidak fokus. Lalu, sebaiknya matikan ponsel agar Anda dan pasangan tetap fokus saat bercinta.

RESIKO PURA-PURA CAPAI KEPUASAN BERCINTA
Narasumber : By Petti Lubis, Mutia Nugraheni - Kamis, 14 Oktober

VIVAnews - Jangan pernah pura-pura mencapai orgasme di depan pasangan. Hal ini justru akan memunculkan kesalahpahaman jangka panjang padanya terkait 'cara' untuk memuaskan Anda. Dengan berpura-pura bisa jadi Anda justru tak pernah mencapai kepuasan.

Penelitian dari Center for Sexual Health Promotion di Indiana University, Amerika Serikat, menemukan sebanyak 85 persen pria menganggap pasangannya mencapai kepuasan dan sebaliknya hanya 64 persen wanita yang mengaku merasa puas. Pemicu hal itu salah satunya adalah orgasme palsu.

Bisa dikatakan pura-pura mencapai klimaks adalah salah satu pemicu buruknya kehidupan seksual pasangan. Daripada Anda berpura-pura, lebih baik katakan saja pada pasangan keadaan yang sebenarnya. Tetapi, pastikan cara Anda mengatakannya bukan seperti perintah apalagi mendikte.

Cobalah selalu perbaiki posisi jika ia melakukan gerakan yang sama dan tidak 'berhasil'. Jika Anda memperbaiki posisi tubuh berkali-kali ia biasanya akan menyadarinya. Cara lain Anda bisa mengatakan "aku suka jika kamu..." daripada menguap dan mengeluh dalam hati.

Jika pasangan bertanya apa yang Anda suka, jawablah dengan jujur. Anda tidak bisa mengharapkan pasangan memuaskan Anda, tanpa memberitahu caranya. Pria juga akan merasa lebih tertantang jika Anda jujur dan ia pasti berusaha keras untuk memuaskan Anda. Jadi, jangan diam saja.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews