4.5.09

PENGALAMAN NINGKY KETIKA MATI

NingkyNarasumber :
- http://bataknews.wordpress.com/2007/07/28/pengalaman-ningky-ketika-mati/

[ningky; batak news; mati itu indah]

Dia yakin telah mati saat itu; dia melihat tubuhnya sendiri diangkat ke tempat tidur tapi dia [rohnya] tetap di kursi.

Kisah mati suri ini ditulis oleh Ningky berdasarkan pengalamannya sendiri, dan dikirimkan ke Batak News via imel. Ningky adalah seorang ibu rumah tangga, pegawai swasta, tinggal di Medan.

KEJADIAN INI SUDAH lama sekali, tapi pengalaman inilah yang banyak membekaliku dalam menjalani hidup. Ketika itu aku masih duduk di bangku SD, pagi saat sarapan, aku melihat ada mangga, lalu aku mengupas dan memotongnya. Kebiasaanku memang pagi-pagi makan yang segar-segar.

Pada saat itu mungkin aku memotong mangga dengan cara yang salah, sehingga jari telunjuk kiriku ikut teriris agak dalam, dan sampai sekarang masih terlihat sedikit bekasnya. Darah yang mengalir cukup banyak sampai menetes-netes di lantai. Karena rasa sakit dan darah yang keluar cukup banyak, aku tiba-tiba pingsan.

Untung pada saat itu ada Abang dan Ibu di dekatku. Mereka menggotongku dengan panik dari tempat makan ke kursi terdekat, lalu melanjutkan lagi menggotongku ke tempat tidur. Tapi anehnya, walaupun mereka sudah menggotong ke sana-sini tapi rohku masih tertinggal di kursi, padahal badanku sudah berada di tempat tidur. Saat itulah aku bisa melihat usaha keras yang dilakukan Ibu dan Abangku agar aku terjaga.

Inilah, pada saat badan dan rohku terpisah, aku merasakan suatu pengalaman yang lain. Aku masih dapat melihat seperti layaknya manusia biasa, tapi secara pasif. Saat itu aku merasakan tidak ada nafsu manusia, benar-benar tidak ada keinginan, tidak berpikiran apa-apa, sangat hening, bahkan tidak aku rasakan lagi sakit di tanganku itu.

Setelah sekitar beberapa menit, tubuh dan rohku bergabung lagi sehingga aku sadar dari pingsan. Aku sempat bingung dengan apa yang terjadi, hanya setelah tanganku yang luka mengirimkan sinyal perih ke syarafku maka aku pun segera tahu bahwa aku telah “kembali hidup”.

Pengalaman itu sangat memberikan makna spiritual bagiku. Bahwa yang menjadikan kita tamak, serakah, bernafsu, adalah karena jasad kita. Setelah kita menjadi roh, kita tidak lagi memerlukan segala kebutuhan dunia atau kebutuhan jasad yang selama ini kita kejar dan kita agung-agungkan.

Bahwa apa pun pencapaian kita sebagai manusia, apakah itu materi, jabatan atau pun penghargaan, semuanya akan segera kita tinggalkan begitu roh terpisah dari raga kita. Yang tinggal hanyalah nama kita dan segala perbuatan baik untuk diteladani oleh orang-orang di sekitar kita.

Maka, berlomba-lombalah berbuat kebaikan, karena bukan harta segunung nama kita akan dikenang tapi atas segala perbuatan kita yang berguna untuk orang lain.

Sekarang usiaku sudah 35 tahun, tapi pengalaman itu masih sangat melekat, dan terus mengingatkanku, agar aku berhati-hati.

Berterima kasihlah pada masalah. Jangalah Anda menggerutu jika masalah menghampiri Anda. Karena dengan begitu Anda dapat banyak pelajaran dari masalah tersebut. Mungkin Tuhan sedang mempersiapkan sebuah tanggung jawab atau kedudukan yang tinggi untuk Anda. Masalah itu adalah ujian bagi seseorang untuk melanjutkan ke tingkatan selanjutnya.

Dewasa adalah hal yang mudah diucapkan, tapi itu hanya bisa dicapai dengan masalah dan problema yang telah kita lewati, dan cara kita memecahkan masalah tersebut.

Ingatlah bahwa selalu ada jalan keluar dari setiap masalah. Tuhan memberikan perhatian dari setiap masalah yang ada. Maka, jika ada masalah yang menghampiri jangan pernah Anda mengelak, tapi renungkan, pikirkan dan pecahkan, dan belajarlah dari hal-hal yang Anda lewati. Hal ini untuk menghindarkan kita masuk ke dalam lobang yang sama suatu saat. [www.blogberita.com]

CATATAN BATAK NEWS:
Untuk membaca seluruh koleksi kisah nyata di Batak News klik KISAH NYATA pada menu R-U-B-R-I-K di sisi kiri blog ini.

Ningky, penulis artikel di atas, adalah termasuk pembaca pertama Batak News saat baru online Maret 2007 lalu. Ketika kutanya apa yang dia sukai dari blog ini, Ningky menjawab: “Ceplas-ceplosnya itu. Batak News mencerminkan sekali karakter yang punya.”

Beberapa hari lalu Ningky dan aku bercakap-cakap lewat internet. Kami sempat menyinggung soal agama. Kuulangi lagi hal yang sering kutuliskan di blog ini bahwa aku sangat benci dengan para “maniak agama” — orang-orang yang suka berdebat muncung “memerkosa” ayat-ayat kitab agama sampai merasa “orgasme”. Dan Ningky ternyata sependapat.

“Bagiku pun begitu. Yang lebih perlu itu adalah bagaimana kita mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, dengan berbuat baik kepada sesama,” begitu kurang-lebih dia berkata.

Mengomentari artikel Ningky, aku percaya apa yang dia rasakan ketika mati itu. Bahwa dia merasa tidak lagi memiliki keinginan apa pun — seperti halnya tubuh yang penuh hasrat duniawi. Pengalaman orang-orang mati suri yang sering kubaca memang begitu.

Seandainya Ningky tidak segera tersadar, mungkin dia akan sempat mengalami bagian terindah yang disebut sebagai “pengalaman di terowongan” bertemu “makhluk bercahaya” yang membuatnya “enggan untuk kembali” — perhatikan lukisan surga [orang-orang dituntun makhluk bersayap menuju sebuah terowongan] yang kupasang di sisi kiri blog Batak News. Lukisan surga ini adalah gambar pada sampul buku Life After Death karya Farnaz Ma Sumian, dosen agama di Universitas Texas. Awalnya aku memasang lukisan itu adalah karena diminta oleh anakku, Gibran [4,5 tahun].

Banyak orang yang pernah mati suri mengalami ketiga hal yang kutulis dalam tanda petik di atas. Inilah yang kusebut sebagai “mati itu indah”.

Farnaz dalam bukunya membuktikan hal itu. Ia meneliti dan mewawancarai banyak orang yang pernah mengalami mati suri. Orang-orang tersebut berlatar agama berbeda; Islam, Kristen, Buddha, Hindu, Yahudi, Zoroaster, dan juga yang tidak beragama alias ateis.

Yang menarik adalah bahwa Farnaz menyimpulkan, semua orang yang mati suri itu — apa pun agamanya — mengaku mengalami hal yang sama. Yaitu dibawa oleh makhluk bersayap melewati sebuah terowongan menuju sebuah sumber cahaya yang indah. Dan ternyata hal ini juga dialami oleh … orang-orang ateis!

Aku akan menulis topik ini secara khusus pada kesempatan lain. Salam; Jarar Siahaan di Tanah Batak. [www.jararsiahaan.com]


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews