Narasumber : Suhartono | Egidius Patnistik | Senin, 18 Juli 2011 | 07:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Hati-hati dengan modus baru penipuan, dengan obyek anak-anak kita yang tengah bersekolah.
Nico Rumate, warga Pondok Payung Mas, Ciputat, Tangerang, Banten, nyaris jadi korban penipuan, akhir pekan lalu. Saat tengah berada di rumah, Nico mendapat telepon dari seorang yang mengaku dari sekolah putrinya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Menurut Nico kepada Kompas, Minggu (17/7) malam, laki-laki yang mengaku dari sekolah menyebutkan, Aldine, siswi kelas I SMP swasta itu, jatuh dari tangga di sekolahnya sehingga harus dibawa ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum (UGF RSU) Fatmawati, Jakarta Selatan.
Nico kemudian diberi nomor telepon seorang "guru" bernama Wisnu, yang disebutkan membawa Aldine. "Telepon orang tersebut berkali-kali sehingga saya tidak sempat mengecek ke sekolah. Dia bilang segera hubungi 'Pak Wisnu'," tutur Nico. Nico semakin cemas saat kontak 'Pak Wisnu' yang dikontak mengaku berada di UGD Fatmawati, dan Aldine segera dioperasi karena kondisinya gawat.
"Apalagi, di sela berbicara dengan 'Pak Wisnu', seorang yang mengaku dokter ikut berbicara. 'Dokter meminta saya datang ke apotik di sekitar UGD untuk mengambil alat dan obat yang katanya dibutuhkan segera dalam operasi," tambah Nico, yang membuka toko di rumahnya.
Nico pun mengontak apotek, sekaligus memberitahukan istrinya yang tengah bekerja. Tak sadar, Nico juga memberikan nomor telepon seluler istrinya. Sambil mengendarai motornya menuju RSU Fatmawati, telepon Nico terus berdering-dering. Kalau tidak dari 'dokter', ya dari 'petugas di apotek' agar ia segera mentransfer uang sebanyak Rp 17 juta untuk alat kesehatan dan obatnya. Sambil menuju ke RSU Fatmawati, Nico sempat menghubungi keluarganya.
Sedangkan 'Pak Wisnu' juga menghubungi istrinya. Untungnya, baik Nico maupun istrinya, yang juga menuju RSU Fatmawati, tidak mau segera mentransfer sebelum ia mengecek terlebih dulu. Nico dan istrinya baru merasakan dirinya diperdayai saat tiba di UGD RSU Fatmawati ia tidak menemukan nama putri sulungnya itu.
"Keyakinan saya makin kuat setelah Satpam memberitahukan bahwa apa yang dialaminya merupakan modus penipuan yang sering terjadi, dengan menjadikan UGD RSU Fatmawati sebagai salah satu obyeknya," jelas Nico, seraya bersyukur lolos dari aksi penipuan meskipu nyaris celaka karena mengendarai motornya terburu-buru saat menuju RSU Fatmawati.
Cabut kabel telepon
Apa yang dialami Nico juga terjadi pada seorang ibu lainnya belum lama ini. Modusnya, pembantu rumah tangga diminta mencabut kabel telepon rumah oleh seseorang. Alasannya, tengah ada perbaikan telepon. Namun, ternyata, penipu mempunyai kesempatan untuk membohongi si pemilik rumah yang tengah bertugas di luar kota melalui HP-nya bahwa anaknya kecelakaan. Karena dicabut telepon rumahnya, keluarga tentu tak bisa mengecek informasi tersebu. Jadi, hati-hati modus penipuan pola baru itu. (HAR)