9.5.09

HADIST ADIL

Imbalan bagi Pemimpin yang Adil (1)
Narasumber : Syamsul Rijal Hamid

Ibnu 'Abbas ra. menuturkan, Muhammad Rosululloh saw bersabda : "Amal kebaikan sehari dari seorang pemimpin yang adil lebih baik dari pada ibadah selama enam puluh tahun.:
(HR. Thobroni)

Keterangan :

Diriwayatkan juga oleh Asbachani dari Abu Huroiroh dengan redaksi yang berbeda : "Keadilan satu hari (yang dilakukan oleh seorang pemimpin) lebih baik dari ibadah selama enam puluh tahun."

Mengapa pahala perbuatan adil seseorang pemimpin lebih besar dibandingkan dengan ibadah selama enam puluh tahun ? Sebab keadilan akan menciptakan ketenangan bagi seluruh lapisan masyarakat yang dipimpinnya. Sebaliknya ketidak adilan berarti menzalimi sebagian masyarakat yang dipimpinnya. Selain itu ketidakadilan juga dapat menyulut fitnah, pertikaian, bahkan menjurus pada perang saudara. Misalnya pemimpin yang pilih kasih (mengistimewakan) bawahannya sebutlah si A, pasti akan menyakiti hati sebagian bawahannya yang lain. Lalu mungkin saja timbul fitnah : "ada apa nih antara si pemimpin kita dengan si A ?" Lebih jauh lagi bawahannya yang diberlakukan tidak adil itu, karena tidak berani protes kepada pemimpinannya, maka beralih memusuhi si A. Bahkan mungkin akan melampiaskan dendamnya kepada si A. Itu baru ketidakadilan yang ia lakukan di level para stafnya. Bagaimana jika ia tidak adil dalam memperlakukan sebagian warganya ? Itulah sebabnya pahala pemimpin yang adil sedemikian besarnya.

Imbalan bagi Pemimpin yang Adil (2)
Narasumber : Syamsul Rijal Hamid

Abi Sa'id al Khudri ra. menyatakan, Muhammad Rosululloh saw. bersabda, "Orang yang paling dicintai Alloh SWT pada hari kiamat dan memperoleh kedudukan dekat dengan-Nya, adalah seorang pemimpin yang adil. Orang yang paling dimurkai oleh Alloh SWT pada hari kiamat dan memperoleh tempat paling jauh dari-Nya ialah pemimpin yang zalim."
(HR. Tirmidzi)

Keterangan :

Pahala pemimpin yang adil adalah kelak ia memperoleh kedudukan yang tinggi di sisi Alloh SWT. Selain itu selama hidupnya di dunia, pastilah dihormati, dibanggakan, dan dijadikan panutan oleh masyarakat yang dipimpinnya. Sebaliknya pemimpin yang zalim kelak dimurkai Alloh SWT dan mendapatkan siksa yang pedih. Selain itu selama hidupnya tentu banyak menerima caci maki, sumpah-serapah, dan didoakan celaka oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Begitu besar penghargaan dan pahala yang diperoleh oleh pemimpin yang adil. Sebaliknya begitu dahsyat kehinaan yang didapat oleh pemimpin yang zalim. Jika sudah mengetahui hal ini, alangkah eloknya kita berusaha menjadi pemimpin yang baik dan adil.

Anjuran Menggilir Istri-istri Secara Adil
Narasumber : Syamsul Rijal Hamid

Anas ra menceritakan, Rosululloh saw mempunyai sembilan orang istri. Apabila beliau menggilir mereka, baru kembali ke istri pertama setelah hari kesembilan. Biasanya mereka (para istri) berkumpul setiap malam di rumah istri yang sedang beliau datangi. Suatu malam, ketika beliau sedang giliran di rumah 'Aisyah, Zainab datang. Rosululloh saw mengulurkan tangannya kepada Zainab.

"Ini Zainab," protes 'Aisyah. Karena itu Rosululloh saw menarik tangannya kembali. Maka terjadilah pertengkaran antara 'Aisyah dan Zainab, padahal sholat sudah diiqomatkan orang. Kebetulan Abu Bakar (Ayah 'Aisyah) sedang lewat di situ, dan ia mendengar suara keduanya bertengkar.

"Ya Rosululloh," panggil Abu Bakar." Keluarlah sholat. Tutup mulut mereka dengan tanah."

Rosululloh saw keluar pergi sholat. Pikir 'Aisyah, setelah sholat tentu Abu Bakar akan datang memarahiku. Ternyata benar. Usai sholat Abu Bakar mendatangai 'Aisyah dan menegurnya : "Begitukah kiranya perbuatanmu."
(HR. Muslim)

Keterangan :

Nabi Muhammad Rosululloh saw menikahi sebelas orang wanita. Tentu saja hal itu Nabi saw lakukan bukan untuk menyalurkan nafsu seks, sebab sepuluh di antara sebelas wanita tersebut Nabi nikahi ketika mereka sudah menjanda dan usia mereka telah tua renta. Jadi tujuan Nabi saw menikahi mereka adalah semata-mata guna menyebarluaskan hukum-hukum Islam yang berkaitan erat dengan masalah kewanitaan. Misalnya, tentang haid/menstruasi, melahirkan, nifas, dan lain sebagainya. Dengan kata lain untuk mencetak guru-guru wanita dalam bidang hukum-hukum Islam yang sangat dibutuhkan oleh kaum wanita.

Mengapa ? Karena pada masa itu banyak orang wanita merasa malu bertanya langsung kepada Nabi saw tentang masalah wanita dan keluarga. Selain itu, menikahi wanita lebih dari empat dalam waktu bersamaan ini merupakan pengecualian bagi Rosululloh saw, sedangkan umatnya tidak diperbolehkan.

Keadilan Yang Dicontohkan Nabi SAW(1)
Narasumber : Syamsul Rijal Hamid

'Aisyah ra. menuturkan,"Rosululloh saw belum pernah mengutamakan sebagian dari kami atas sebagian yang lain dalam masalah giliran. Tiada suatu haripun melainkan beliau menggilir kami semuanya. Beliau Datangi setiap istrinya tanpa menyetubuhinya. Malam harinya sampailah beliau pada giliran istri yang ia harus berada dengannya, maka menginaplah padanya."
(HR. Abu Dawud, Achmad, dan Bukhori)

Keterangan :

Ummul mukminin 'Aisyah ra menegaskan, bahwa Rosululloh saw tidak pernah mengistimewakan salah seorang di antara istri-istri beliau. Meskipun Rosululloh saw sudah membagi jatah giliran menginap secara pasti, namun siang harinya beliau mendatangi kediaman mereka masing-masing. Tujuannya hanya untuk menunjukkan perhatian dan kasih sayang beliau kepada mereka semua. Baru pada malam harinya, beliau menginap di rumah istri yang berhak atas gilirannya.


Keadilan Yang Dicontohkan Nabi SAW(2)
Narasumber : Syamsul Rijal Hamid

"Apabila akan berpergian Rosululloh saw mengundi istri-istrinya, kemudian beliau pergi dengan istri yang beruntung dalam undiannya."
(HR. Bukhori & Muslim)

Keterangan :

Yang dimaksud adil dalam hadist di atas adalah dalam hal-hal yang berkaitan dengan lahiriyah, seperti memberi makan, pakaian dan jatah giliran. Sedangkan dalam soal perasaan, sang suami tidak dituntut adil, karena perasaan itu diluar kendali manusia. Itulah sebabnya rasa cinta seorang suami terhadap istri yang satu berbeda kadarnya dengan cintanya terhadap istrinya yang lain. Tentu saja perasaan cinta ini bisa berubah-rubah. Biasanya tergantung dari perilaku dan kesetiaan istri itu sendiri terhadapnya suaminya.

Pahala Bagi Suami Yang Adil
Narasumber : Syamsul Rijal Hamid

Muhammad Rosululloh saw bersabda : "Orang-orang yang berbuat adil, pada hari kiamat nanti, akan ditempatkan di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Alloh. Mereka adalah orang yang berbuat adil ketika menjatuhkan hukuman, dan orang yang berbuat adil untuk keluarganya. Serta orang-orang yang dibawahnya."
(HR. Muslim)

Sanksi Bagi Suami Yang Tak Adil
Narasumber : Syamsul Rijal Hamid

Nabi Muhammad Rosululloh saw bersabda : "Barangsiapa beristri dua, dan tidak berlaku adil kepada keduanya, maka dia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan terbelah tubuhnya."
(HR. Tirmidzi & Al Hakim)

Keterangan :

Umumnya para lelaki yang ingin berpoligami hanya melihat dari segi enaknya saja. Tanpa mempertimbangkan sanksi hukumnya andai ia tidak mampu berbuat adil. Semoga saja hadist di atas menjadi masukan bagi saudara kita yang ingin berpoligami.

Perintah Memperlakukan Anak Secara Adil
Narasumber : Syamsul Rijal Hamid

Nu'man bin Basyir ra mengemukakan, bahwa ia menerima sesuatu dari bapaknya. Namun ibunya memprotes : "Saya tidak suka sebelum engkau memperlihatkannya kepada Rosululloh saw."

Seketika itu juga Basyir ra menemui Nabi saw. "Ya Rosululloh, saya memberikan suatu pemberian kepada anak saya dari Amroh bin Rowahah, tetapi ibunya menyuruh saya memperlihatkannya kepada engkau lebih dulu."

"Apakah semua anakmu engkau beri sesuatu yang serupa itu ?" tanya Nabi saw.

"Tidak"

Muhammad Rosululloh saw bersabda, "Takutlah kepada Alloh, dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu."

Mendengar nasehat Rosululloh saw tersebut, Basyir membatalkan pemberiannya kepada Nu'man.
(HR. Bukhori)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews